Halo Dunia!

Selamat Datang di blog kami.

Dalam blog ini kami mencoba membuat sebuah tulisan dengan mengambil tema perspektif. Tulisan tersebut diharapkan akan mendapatkan tanggapan dari para pengunjung dan akhirnya kita saling melengkapi kekurangan dan kelebihan dalam keragaman dan sudut pandang berpikir.

Selama berpuluh-puluh tahun kita sebagai anak bangsa, apalagi ketika jaman orde baru terbelenggu oleh dogma-dogma yang tidak jelas, tetapi dipaksa untuk memahami dan mematuhinya. Ambil contoh semua buku yang berbau komunisme atau Soekarnoisme dilarang dibaca tanpa alasan yang jelas. Mengapa yang berbau liberalisme tidak? Itu yang disajikan dan dipropagandakan di kampus-kampus, sekolah-sekolah melalui penataran-penataran hingga semua pegawai negeri, jika membangkang resikonya dipecat. Maksud penulis baik buruk sebuah ajaran atau isme harus dijelaskan dan diajarkan seobjektif mungkin. Mengapa ekonomi dan stabilitas negara China yang menganut paham komunisme lebih maju ketimbang Indonesia yang bukan komunis. Begitu pula pada liberalisme di mana kelebihan dan kekurangannya. Mengapa ekonomi Jepang, Korea Selatan yang  menganut paham ekonomi liberal lebih maju ketimbang Indonesia? Mengapa bangsa Indonesia yang menganut sistem ekonomi kekeluargaan teringgal?

Kesalahan bangsa kita di mana? Menganut paham ekomi kekeluargaan atau ekonomi keluarga? Jika menganut sistem ekonomi kekeluargaan, coba kita lihat sifat keluarga, karena kata kekeluargaan adalah kata sifat atau dapat dimaknai seperti keluarga. Seorang ayah seperti presiden dalam keluarga tidak merasa rugi memberi nafkah kepada anggota keluarganya. Dalam anggota keluarga ada anak, istri, mertua, pembantu dan sebagainya. Anak dan mertua perlu makan, apalagi jika ada anak bayi, berapa harga susu? Mertua sudah tidak produktif tetap harus makan. Tentu harus kebagian semuanya, bukan? Dalam keluarga seorang ayah sekalipun dia yang paling berjasa tidak merasa rugi.

Berbeda dengan sistem ekonomi keluarga, hanya membangun sistem ekonomi feodalis, apapun hanya untuk keluarga dan kroninya selain keluarga atau keturunannya tidak boleh. Kerajaan bisnis dibangun hanya untuk kepentingankeluarga dan kroninya.

Barangkali pendiri bangsa ini sudah tepat dalam menerapkan sistem ekonomi kekeluargaan di negeri ini, bukan pilihan komunisme dan juga liberalisme, cuma penafsiran oleh penerus bangsa ini yang salah, sistem ekonomi kekeluargaan dipahami menjadi sistem ekonomi keluarga, sehingga seolah-olah negara ini menjadi milik dia, keluarga dan kroninya.

Kepada pembaca, penulis mohon untuk mengoreksi jika sudut pandang penulis ada yang salah.

By Kaje Geer Posted in Prolog